Dunia Jurnalistik sebagai pelengkap Trias Politica dan sebagai Media Aspirasi Bangsa

  • Post author:
  • Post category:Opini

Kata-kata Trias Politica pertama kali digagas oleh ahli filosofi Perancis JJ. Reasau. Kata-kata yang mengandung unsur politik sebuah negara yaitu Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif ini di pakai oleh banyak  negara-negara di dunia, sebut saja negara kita Indonesia. Negara yang jumlah penduduknya banyak dan negaranya luas. Namun ada satu yang kini mempunyai peran penting bagi dunia, khusunya Indonesia yaitu dunia Jurnalistik.

Menurut Kris Budiman, jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dsb, namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi. Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism) dan elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism).

Dunia Jurnalistik merupakan salah satu bagian yang penting bagi suatu negara sejak Bill Kovac melakukan gebrakan-gebrakan perubahan di Amerika melalui media jurnalistik.  Jurnalistik mulai dipandang sangat baik di Amerika maupun dunia.  Jurnalistik menjadi sebuah media yang sangat penting saat ini, selain sebagai sumber berita bagi suatu negara, jurnalistik juga berperan sebagai “watchdog” bagi suatu negara dalam menjaga perpolitikan negaranya.

Jurnalistik dapat memunculkan sebuah transparasi-transparasi dalam pengambilan–pengambilan kebijakan  di suatu bangsa. Jurnalistik dapat menggambarkan kondisi kekinian suatu negara baik dalam bidang perpolitikannya, ekonominya, pendidikannya, dan lain-lain. Meninjau pada zaman penjajahan dulu, surat kabar pertama yang dinamakan “Priyayi” menjadi sebuah berita informasi yang mampu mempengaruhi masyarakat banyak. Untuk ikut serta berperan dalam menciptakan sebuah negara Indonesia yang bebas merdeka, Priyayi seakan menjadi induk dari surat kabar lainnya. Priyayi seakan menjadi poros informasi bangsa. Priyayi juga mampu menjadi Katalisator Perubahan Paradigma Bangsa Indonesia saat itu.

Selain sebagai sumber berita atau informasi, dunia Jurnalistik juga berperan sebagai penampung apresiasi banyak orang, baik dalam bidang tulis-menulis ataupun gambar-menggambar. Jurnalistik menjadi sebuah wadah dalam pembentukan bakat dan minat seseorang. Menulis bukanlah suatu hal yang mudah bagi orang banyak karena sulit untuk kita dalam mengembangkan pikiran  ke dalam tulisan yang kita buat, begitu juga menggambar. Menggambar sangat dibutuhkan kreativitas dan pengalaman dalam membuat suatu gambaran yang mempunyai makna dan mampu dipahami oleh khalayak ramai. Mungkin dengan gambar yang kita buat, orang-orang mampu mengerti kekondisian bangsa saat ini. Mungkin dengan gambar yang kita buat sebagian orang mempunyai sebuah pandangan baru yang kita ajukan dalam gambar tersebut. Begitu luar biasanya peran jurnalistik dalam kehidupan.

Sangat banyak peran jurnalistik bagi kehidupan yang tentu hasil realnya adalah sebagai pelengkap Trias Politica dan sebagai penampung aspirasi orang banyak. Tidak mungkin suatu negara pada zaman saat sekarang tidak membutuhkan sebuah media jurnalistik. Seperti yang kita ketahui perkembangan dunia jurnalistik zaman sekarang dengan zaman dimana Bill Kovac menjadi pencetus perkembangan dunia Jurnalistik tentu sangat jauh bedanya.

Semoga dunia Jurnalistik menjadi lebih berkembang lagi kedepannya dan menjadi sebuah poros utama dalam penampungan aspirasi orang-orang banyak demi terciptanya sebuah negara yang penuh transparansi dan negara yang selalu berevolusi dalam mencapai sebuah kebijakan kebijakan politik yang baik bagi bangsa.

-Fadjar Mulya (Departemen Junsai)–