You are currently viewing Polyprenylated Benzoylphloroglucinols Isolated from Garcinia Species and Their Cytotoxic Effects on Cancer Cell Lines

Polyprenylated Benzoylphloroglucinols Isolated from Garcinia Species and Their Cytotoxic Effects on Cancer Cell Lines

Penemuan Potensi Antikanker dari Senyawa Alami pada Spesies Garcinia

Tumbuhan selalu menjadi sumber inspirasi utama dalam pencarian senyawa bioaktif untuk obat-obatan modern. Salah satu genus tumbuhan yang memiliki potensi besar dalam dunia pengobatan adalah Garcinia, yang dikenal luas karena kandungan senyawa alami kompleksnya, termasuk kelompok Polyprenylated Benzoylphloroglucinols (PPBP). PPBP adalah senyawa alami yang kompleks dan diketahui memiliki potensi sebagai agen antikanker.

Dalam penelitian terbaru, para ilmuwan berhasil mengisolasi dua senyawa baru dari kelompok PPBP, yang diberi nama pikrorhizon I dan pikrorhizon J, dari kulit batang Garcinia picrorhiza dan Garcinia gracilis. Selain itu, empat analog senyawa PPBP yang sudah dikenal sebelumnya juga berhasil diidentifikasi. Penemuan ini dilakukan melalui analisis spektroskopi canggih seperti 1D dan 2D NMR serta HRESIMS.

Salah satu penemuan penting dari penelitian ini adalah struktur unik dari pikrorhizon I, yang memiliki kerangka bicyclo[3.3.1]nonane dengan gugus benzoyl terikat pada salah satu karbon jembatannya. Ini merupakan struktur tipe-A yang berbeda dari senyawa-senyawa tipe-B yang lebih umum ditemukan dalam genus Garcinia. Selain itu, penelitian ini juga merupakan laporan pertama tentang keberadaan PPBP dalam spesies Garcinia gracilis.

Namun, yang paling menarik dari temuan ini adalah potensi antikanker dari senyawa-senyawa yang diisolasi. Dua senyawa, yaitu isogarcinol dan garciyunnanin L, terbukti sangat efektif menghambat pertumbuhan sel kanker KB dan Hela S3, dengan nilai IC50 kurang dari 10 μM, yang menunjukkan kemampuan sitotoksik yang kuat. Garciyunnanin L juga menunjukkan aktivitas signifikan terhadap garis sel kanker Hep G2 dengan IC50 sebesar 8,02 μM. Hal ini menjadikan senyawa-senyawa tersebut sebagai kandidat kuat untuk pengembangan obat antikanker di masa depan.

Penelitian ini juga menemukan bahwa siklisasi rantai samping lavandulil pada kerangka phloroglucinol bisiklik meningkatkan sifat sitotoksik senyawa terhadap sel kanker. Dengan demikian, modifikasi struktur kimia pada senyawa alami seperti PPBP dapat membuka jalan untuk pengembangan obat-obatan baru yang lebih efektif dalam mengatasi kanker.

Penemuan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang senyawa alami dari tumbuhan, tetapi juga memberikan harapan baru dalam usaha melawan penyakit kanker melalui pendekatan berbasis senyawa bioaktif alami.