Perjalanan ke Cambridge kali ini terasa begitu istimewa. Selain mengunjungi salah satu kota pendidikan terbaik di dunia, saya juga berkesempatan sowan ke Gus Nabil Satria, seorang aktivis BEM FT UGM pada masanya yang kini tengah menempuh studi doktoralnya di Cambridge University. Tak hanya itu, ia juga ditemani oleh istrinya, Yuli Syahputri Daulay, yang tak kalah berprestasi. Keduanya merupakan sosok inspiratif bagi banyak anak muda Indonesia.
Bertemu dengan Gus Nabil membawa saya kembali mengenang masa-masa perjuangan di Jogja. Saat kuliah dan nyantri di LPI Jogja, saya kerap berkegiatan bersama beliau. Sejak mahasiswa, Gus Nabil sudah banyak mengelilingi dunia berkat prestasi akademik dan organisasi yang luar biasa. Lahir di Malang, Jawa Timur, ia tumbuh dalam lingkungan keluarga cendekiawan yang penuh inspirasi, di mana sang ayah juga merupakan seorang pemikir yang disegani.
Kunjungan singkat ini, insyaAllah, penuh berkah. Salah satu momen yang tak terlupakan adalah menyaksikan aurora di langit Cambridge, sebuah pengalaman langka yang memperkaya perjalanan spiritual dan intelektual ini. Selain itu, saya juga berkesempatan melaksanakan shalat subuh di Cambridge Central Mosque, masjid pertama di Eropa yang mengusung prinsip keberlanjutan (sustainability). Masjid ini menjadi simbol bagaimana Islam dan sains dapat berjalan beriringan dalam harmoni dengan alam.
Di tengah kesibukannya meneliti Quantum Technology, Gus Nabil masih menyempatkan diri berbagi ilmu. Semester lalu, beliau dengan senang hati memberikan kuliah tamu kepada mahasiswa Rekayasa Nanoteknologi Unair, menunjukkan dedikasi besarnya terhadap dunia pendidikan dan kemajuan bangsa.
Saya sangat bersyukur atas pertemuan ini. Semoga perjalanan akademik Gus Nabil dan Mbak Putri dilancarkan, diberikan keberkahan, dan nantinya dapat berkontribusi lebih besar bagi Indonesia. Teriring doa agar keduanya senantiasa sehat bersama keluarga di Cambridge. Terima kasih, Gus, atas inspirasi dan ilmunya!
#Cambridge #Santri #NahdlatulUlama #PCINU
