Saat menjadi mahasiswa baru di FMIPA UGM, untuk matakuliah agama islam, kita wajib ikut kuliah di luar kelas, namanya asistensi agama islam atau yg lebih dikenal dengan AAI. Saya pun sedikit terpaksa mengikuti forum ini, eman eman aja masak nilai agama islam ga bisa dapet A. Disini kami dipandu oleh kakak senior selisih angkatannya 2 tahun diatas kami, kebetulan masnya ini aktivis BEM.
AAI secara umum saya kira sangat bagus, dan saya baru tau ada juga mahasiswa yg g bisa shalat, disini si pemandu ini ngajarin gimana tata cara shalat, dan bagusnya dia g langsung ngejatohin temen ini karena sering g shalat, akhirnya sama2 belajar deh kita.
Sepanjang semester 1, forum ini pun menjadi semacam forum pelepas penat kuliah, kebetulan karena pemandu ini orangnya asik, jadi ga bikin bosan. Singkat cerita saya pun banyak tanya kepada mas pemandu ini, kebetulan doi aktivis yang sering demo dan nongkrong di sekre BEM. Saat jadi mahasiswa baru memang saya g ikut BEM, buat apa ikut begituan, mending ikut lembaga keilmuan yang bisa ngajarin kita nulis karya ilmiah, ikut lomba, dan ngajuin proposal ke fakultas atau univ utk lomba2 ke luar kota atau ke luar negeri.
Ada satu statement yang sangat menarik dari masnya ini tentang mengapa harus BEM, berangkat dari surah Ali Imron 110:
Tugas kita sebagai manusia adalah menyeru pada yang baik dan mencegah kepada yang mungkar, semakin banyak kebaikan yang kita buat dan semakin banyak kemungkaran yang kita cegah maka perlahan status kita sebagai manusia itu naik level. BEM sebagai organisasi yang punya pengaruh dalam kebijakan kampus sangat sentral dalam soal ini, makanya si masnya ini fighting.
Saya pun hanya hoha hoha, merasa motivasi ikut lembaga keilmuan hanya buat cari keuntungan sendiri, harapannya dapat uang dari menang lomba, jalan2 ke luar kota dan ke luar negeri dengan embel2 ikut lomba atau konferensi, sungguh disana saya merasa jadi hamba amatiran.
Dua tahun saya aktif di lembaga keilmuan, merasakan ikut perlombaan dan ada juga beberapa hadiah menang lomba, bisa keluar kota dan keluar negeri didanai kampus, dan tiba pada masanya di akhir semester 5, salah satu senior meminta saya utk dicalonkan sebagai Ketua BEM Fakultas, saya awalnya heran karena notabennya saya yang bukan anak BEM statusnya pada saat itu, dua tahun lebih kebanyakan aktivitas saya di lembaga keilmuan, meminta beberapa waktu untuk mempertimbangkan, dan salah satu alasannya ya surat Ali Imran tadi. Kebetulan saat saya aktif d lembaga keilmuan saya juga sangat sering mengkritik BEM, bahkan saya pernah bilang bubarkan saja BEM kalau kerjanya cuma buat konser musik. Mungkin gara2 itu si senior dan beberapa teman tadi nge-challenge saya buat ambil tantangan menjadi kandidat Ketua BEM. Dengan proses dan dinamika yang terjadi dan akhirnya di akhir tahun 2013 saya mendapatkan amanah sebagai Ketua BEM KM FMIPA UGM, dan diakhir tahun 2014, LPJ kami diterima dengan baik dalam sidang tahunan KM FMIPA UGM 2014.
Pengalaman itu tadilah yang jadi pertimbangan saya jika teman2 mendorong saya utk menjadi pemimpin organisasi. Saat mencalonkan diri sebagai Koordinator PPI Dunia, saya pernah nulis caption di instagram, bunyinya seperti ini:
Letakkan itu dalam Fastabiqul Khairat,
letakkan itu dalam lii taarofu.
Semangat yg dibawa adlah semangat berlomba dlm kebaikan, semangat utk saling mengenal dan saling mengisi.
Rasul saw pernah menyampaikan: Jangan mencari2, jgn menempuh segala cara utk mndptkan jabatan krna kalau jabatan itu sampai kepadamu dgn kepenuhan nafsumu, dgn ambisimu yg luar biasa, bsa dia sampai tapi setelah itu Allah berlepas tangan.
Tapi kalau satu amanah itu sampai kepadamu dgn pengaturan Allah swt bukan dgn ambisi dan nafsu, maka kalau ada beban kepemimpinan itu, mau 1 ton mau 2 ton bahkan 1000 ton, Allah swt akan meringankannya.
Niatkan utk menghadirkan kemaslahatan, niatkan utk memberikan perkhidmatan.
Catatan yg saya ambil dr salah satu Ulama Nusantara ??? mari kita saling mendoakan dlm kebaikan… #fastabiqulkhairat
Kita tidak pernah meminta dan menghamba pada kekuasaan, tetapi jika orang2 meminta kita untuk mengisi kepemimpinan itu dengan harapan dapat memberikan kemaslahatan dan kebermanfaatan, maka perbanyaklah istighfar dan mohon kepada Allah utk dikuatkan niatnya.
*Gambar hanya ilustrasi, saat melingkar bersama ustadz Jazir di Masjid Jogokariyan